Fayakhun Andriadi Menawarkan Solusi Macet
Akhir tahun 2012, menurut
Fayakhun Andriadi Jakarta kembali
riuh gemuruh oleh proyek kereta rel tunggal (monorail). Wacana tersebut
bergulir setelah Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menegaskan akan melanjutkan
proyek yang telah lama mangkrak itu. menurut Fayakhun Andriadi dalam rencananya, kereta tersebut akan melintasi
rute Jalur Hijau; Kuningan, Dukuh Atas, Pejompongan, Senayan, Gatot Subroto,
SCBD dan Jalur Biru; Kampung Melayu, Tebet, Casablanca, Tanah Abang, Mall Taman
Anggrek.
Setidaknya ada beberapa
alasan mendasar menurut FayakhunAndriadi mengapa monorail berhasil membangunkan harapan masyarakat untuk
terbebas dari macet berkepanjangan. Pertama, rel tunggal tak akan dilalui oleh
kendaraan lain. Sehingga kereta tersebut melaju tanpa berebut tempat dengan
angkutan lainnya. Akhirnya kereta monorail akan mengantar penumpang jauh lebih
cepat dari Bis Transjakarta atau angkutan umum lainnya. Selain itu bagi Fayakhun Andriadi, jalur strategis
jaringan monorail yang mengitari seantero kota Jakarta, mampu mendekatkan
khalayak dengan tempat tujuan penumpang.
Akhirnya, efisensi pergerakan orang dan barang tejadi dengan tepat
waktu, aman dan nyaman.
Jika melihat Malaysia,
menurut Fayakhun Andriadi negara
tersebut sukses menjadikan monorail sebagai moda transportasi yang mampu
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik dan mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi. Sementara
Jakarta yang sudah sejak lama menghadapi persoalan kemacetan, baru menggagas
monorail tersebut.
Di tengah kondisi real
jalanan kota, menurut Fayakhun Andriadi
yang terus didera kemacetan, mewujudkan kereta monorail adalah sebuah terobosan
yang perlu segera dilakukan. Hal ini untuk memulihkan kepercayaan masyarakat
terhadap transportasi publik, menekan pertumbuhan kendaraan pribadi.
Sekalipun demikian, bagi Fayakhun Andriadi monorail hanyalah
moda transportasi alternatif yang dianggap paling mujarab dalam membersihkan
Jakarta dari kemacetan. Perlu adanya pemikiran mendalam untuk mewujudkannya.
Hal itu penting dilakukan untuk menghindari kegagalan serupa bis Transjakarta.
Matinya Transportasi
Publik Menurut Fayakhun Andriadi
Di Jakarta, lanjut Fayakhun Andriadi setiap orang memiliki
kesempatan yang sama untuk terjebak macet. Situasi macet terjadi saat sistem
tranportasi yang ada sudah tidak mampu lagi untuk mengalirkan lalu lintas. Saat
jalan raya sudah tidak lagi menyediakan cukup ruang bagi pergerakan orang dan
distribusi barang lalu membuat posisi saling mengunci antar kendaraan.
Berdasarkan dokumen Pola
Transportasi Makro Jakarta dan Studi Integrated Transport Master Plan (SITRAMP)
Jabodetabek, menurut Fayakhun Andriadi
menyebutkan bahwa kemacetan di jalanan Jakarta terjadi akibat motorisasi
besar-besaran yang terjadi dan ketidaknyamanan sarana tranportasi. Motorisasi
adalah sebuah pola ketergantungan mobilitas masyarakat kota terhadap kendaraan
pribadi atau sepeda motor.
Komentar
Posting Komentar